Sabtu, 10 November 2018

Penemuan Sungai di Dasar Laut Jadi Bukti Kebenaran Alquran


Banyak fenomena unik yang sukar untuk diterima logika manusia namun ada di kehidupan nyata. Menariknya lagi, fenomena tersebut ternyata sudah ada dalam Alquran sebelum para ilmuwan membuktikan secara ilmiah. Salah satunya tentang keberadaan sungai di dasar laut.
Penemuan tentang fenomena ini berawal ketika Jacques Yves Costeau, seorang ahli kelautan (oceanographer) dan ahli selam terkemuka dari Perancis yang melakukan penelitian bawah laut di Cenota Angelita, Mexico. Penelitian tersebut dilakukan untuk tayangan program televisi Discovery Channel.
Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya telah menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia. Ia juga membuat film dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Ketika dirinya melakukan eksplorasi di Mexico, ia menemukan air tawar di antara air laut yang asin. Keduanya tidak bercampur, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya. Sontak, penemuan itu membuatnya takjub.
Costeau pun kembali menyelam lebih dalam lagi dan menyaksikan fenomena alam yang lebih mengejutkan. Betapa tidak. Ia melihat ada sungai di dasar lautan. Sungai di bawah laut itu ditumbuhi daun-daunan dan pohon. Para peneliti menyebut fenomena itu sebagai lapisan Hidrogen Sulfida atau H2S.
Fenomena ganjil itu membuat heran Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir bahwa fenomena itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam.
Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut. Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu.
Profesor itu teringat pada Alquran ayat surat Ar-Rahman ayat 19-20 tentang bertemunya dua lautan yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Artinya: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” untuk melihat video dapat di lihat di link berikut:https://www.youtube.com/watch?v=VdUuMrxEuZw
Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut. Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu.
Profesor itu teringat pada Alquran ayat surat Ar-Rahman ayat 19-20 tentang bertemunya dua lautan yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Artinya: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.”
Kemudian dibacakan pula surat Al Furqan ayat 53, yang artinya: “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”
Dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut.
Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” artinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.
Costeau pun terpesona mendengar ayat-ayat Alquran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Ia beranggapan Alquran ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.
Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam, akhirnya terbukti pada abad 20. Costeau mengatakan bahwa Alquran memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannyamutlak benar. Akhirnya ia pun memeluk Islam. Jacques-Yves Cousteau yang lahir di Prancis pada 11 Juni 1910 itu pun meninggal dunia di Paris pada 25 Juni 1997.
Dinding Tak Tembus didalam Air
Ketika air tawar tersebut tidak tercampur dengan air asin di bawah kedalaman laut, logika manusia akan menyebutkan bahwa ada dinding yang dibuat di antara kedua sumber air tersebut. Namun ternyata dinding tersebut tak pernah dibuat oleh manusia.
Kenyataannya ialah, ada semacam dinding alami yang ternyata tak tertembus dan membuat air tawar dan air laut itu menjadi tercampur. Dinding tersebut telah diciptakan oleh Allah dan hal itu telah dijelaskan di dalam Alquran. Secara ilmiah, fenomena ini disebut dengan fenomena Hidrogen Sulfida yang berarti adanya pertemuan antara air asin dan air tawar namun tidak tercampur.
Bahkan fenomena ini juga membuat air tawar yang berada di bawah laut tersebut memiliki bentuk yang mengalir layaknya sebuah sungai. Apabila dipikir menggunakan logika manusia biasa, maka tak akan ada yang mampu menjelaskannya. Tetapi ketika Allah sudah berkehendak, maka apapun yang telah tertulis pasti akan terjadi seperti apa yang sudah dikehendakinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar